Selasa, 08 April 2025

10 Mabadi Ilmu Tajwid

 Berikut adalah 10 Mabadi' Ilmu Tajwid (المبادئ العشرة لعلم التجويد):

 1. Al-Hadd (الحد): Definisi atau pengertian Ilmu Tajwid.

    Secara bahasa: membaguskan, memperindah, atau membuat sesuatu menjadi baik.

   Secara istilah: Ilmu yang membahas tentang tata cara membaca Al-Qur'an dengan benar dan baik, sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dengan memberikan hak-hak huruf dan mustahaknya.

 2. Al-Maudhu' (الموضوع): Objek atau ruang lingkup pembahasan Ilmu Tajwid.

    Lafadz-lafadz Al-Qur'an Al-Karim dari segi pengucapan huruf, sifat-sifatnya, makhrajnya (tempat keluarnya), hukum-hukum mad (panjang), ghunnah (dengung), waqaf (berhenti), ibtida' (memulai), dan lain sebagainya.

 3. Ats-Tsamarah (الثمرة): Buah atau manfaat mempelajari Ilmu Tajwid.

   Memelihara lisan dari kesalahan (lahn) dalam membaca Al-Qur'an.

   Membaca Al-Qur'an sesuai dengan yang diturunkan Allah Subhanahu wa Ta'ala dan yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

   Mendapatkan pahala yang berlipat ganda karena membaca Al-Qur'an dengan tartil (perlahan dan benar).

 4. Al-Fadhl (الفضل): Keutamaan atau keunggulan Ilmu Tajwid.

    Ilmu Tajwid adalah ilmu yang mulia karena berkaitan langsung dengan Kitabullah (Al-Qur'an).

    Membaca Al-Qur'an dengan tajwid adalah perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam surat Al-Muzzammil ayat 4: "... ورتل القرآن ترتيلا" (Dan bacalah Al-Qur'an itu dengan tartil (sebenar-benarnya)).

 5. An-Nisbah (النسبة): Hubungan Ilmu Tajwid dengan ilmu-ilmu lain.

    Ilmu Tajwid memiliki keterkaitan erat dengan Ilmu Qira'at (ilmu tentang berbagai riwayat bacaan Al-Qur'an), Ilmu Lughah (linguistik Arab, terutama fonetik), dan Ilmu Ushul Fiqh (dalam beberapa pembahasan terkait hukum membaca Al-Qur'an).

 6. Al-Wadhi' (الواضع): Peletak dasar atau perintis Ilmu Tajwid.

   Peletak dasar utama adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang mengajarkan cara membaca Al-Qur'an kepada para sahabatnya. Kemudian, para ulama ahli qira'at dan tajwid yang membukukan dan merumuskan kaidah-kaidah ilmu ini.

 7. Al-Ism (الاسم): Nama ilmu ini.

    Nama ilmu ini adalah Ilmu at-Tajwid (علم التجويد).

 8. Al-Istimdad (الاستمداد): Sumber pengambilan atau rujukan Ilmu Tajwid.

   Sumber utama Ilmu Tajwid adalah riwayat-riwayat mutawatir (periwayatan yang sangat banyak dan tidak mungkin sepakat atas kedustaan) dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang cara beliau membaca Al-Qur'an, serta praktik bacaan para sahabat dan tabi'in yang mengikuti beliau.

 9. Hukmu as-Syari' (حكم الشارع): Hukum mempelajari dan mengamalkan Ilmu Tajwid menurut syariat.

    Mengamalkan tajwid saat membaca Al-Qur'an adalah fardhu 'ain (wajib bagi setiap individu). Sedangkan mempelajari kaidah-kaidah Ilmu Tajwid secara mendalam hukumnya adalah fardhu kifayah (wajib kolektif).

 10. Al-Masail (المسائل): Masalah-masalah atau topik-topik yang dibahas dalam Ilmu Tajwid.

   Meliputi pembahasan tentang makharijul huruf (tempat keluarnya huruf), sifatul huruf (sifat-sifat huruf), hukum nun mati dan tanwin, hukum mim mati, hukum mad dan qashr (panjang dan pendek), hukum idgham (memasukkan), ikhfa' (menyembunyikan), iqlab (mengganti), waqaf dan ibtida' (berhenti dan memulai bacaan), dan lain-lain.

Memahami 10 Mabadi' Ilmu Tajwid ini memberikan fondasi yang kuat untuk mendalami ilmu yang sangat penting dalam membaca dan berinteraksi dengan Al-Qur'an.


10 Mabadi Ilmu Fikih

 Berikut adalah 10 Mabadi' Ilmu Fikih (المبادئ العشرة لعلم الفقه):

 1. Al-Hadd (الحد): Definisi atau pengertian Ilmu Fikih.

    Secara bahasa: pemahaman yang mendalam.

    Secara istilah: Ilmu tentang hukum-hukum syara' yang bersifat amaliyah (praktis) yang diambil dari dalil-dalilnya yang tafshili (terperinci).

 2. Al-Maudhu' (الموضوع): Objek atau ruang lingkup pembahasan Ilmu Fikih.

    Perbuatan-perbuatan mukallaf (orang yang telah dikenai kewajiban syariat) dari segi hukum syara' yang berkaitan dengannya.

  3. Ats-Tsamarah (الثمرة): Buah atau manfaat mempelajari Ilmu Fikih.

   Mengetahui hukum-hukum syariat terkait perbuatan sehari-hari.

   Melaksanakan ibadah dan muamalah sesuai dengan tuntunan syariat yang benar.

   Mendapatkan ridha Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan menjalankan perintah-Nya.

 4. Al-Fadhl (الفضل): Keutamaan atau keunggulan Ilmu Fikih.

   Ilmu Fikih adalah panduan hidup seorang Muslim dalam menjalankan agamanya.

    Merupakan bagian penting dari ilmu syariat Islam.

 5. An-Nisbah (النسبة): Hubungan Ilmu Fikih dengan ilmu-ilmu lain.

   Ilmu Fikih sangat erat kaitannya dengan Ilmu Ushul Fikih (kaidah-kaidah penetapan hukum), Ilmu Tafsir, Ilmu Hadis, dan Ilmu Akhlak.

 6. Al-Wadhi' (الواضع): Peletak dasar atau perintis Ilmu Fikih.

   Peletak dasar utama adalah Allah Subhanahu wa Ta'ala melalui Al-Qur'an dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melalui Sunnahnya. Kemudian, para sahabat, tabi'in, dan ulama mujtahid yang mengembangkan dan merumuskan kaidah-kaidah fikih.

 7. Al-Ism (الاسم): Nama ilmu ini.

    Nama ilmu ini adalah Ilmu al-Fiqh (علم الفقه).

 8. Al-Istimdad (الاستمداد): Sumber pengambilan atau rujukan Ilmu Fikih.

    Sumber utama Ilmu Fikih adalah Al-Qur'an dan Sunnah. Kemudian, Ijma' (konsensus ulama), Qiyas (analogi), dan dalil-dalil syar'i lainnya yang disepakati oleh para ulama Ushul Fikih.

 9. Hukmu as-Syari' (حكم الشارع): Hukum mempelajari Ilmu Fikih menurut syariat.

    Hukumnya adalah fardhu kifayah (wajib kolektif). Artinya, jika sebagian umat Islam telah mendalaminya, maka gugurlah kewajiban bagi yang lain. Namun, mempelajari hukum-hukum fikih yang berkaitan dengan ibadah dan muamalah yang wajib bagi setiap individu hukumnya adalah fardhu 'ain (wajib individual).

 10. Al-Masail (المسائل): Masalah-masalah atau topik-topik yang dibahas dalam Ilmu Fikih.

    Meliputi berbagai aspek kehidupan seorang Muslim, seperti ibadah (thaharah, shalat, puasa, zakat, haji), muamalah (jual beli, sewa menyewa, hutang piutang), munakahat (pernikahan dan perceraian), jinayat (hukum pidana Islam), dan lain-lain.


10 Mabadi Ilmu Nahwu

 Mabadi' Asyarah (المبادئ العشرة) atau sepuluh prinsip dasar adalah konsep yang dikenal dalam tradisi keilmuan Islam, termasuk dalam Ilmu Nahwu (tata bahasa Arab). Prinsip-prinsip ini berfungsi sebagai kerangka dasar untuk memahami esensi suatu disiplin ilmu sebelum mendalaminya.

Berikut adalah 10 Mabadi' Ilmu Nahwu:

 1. Al-Hadd (الحد): Definisi atau pengertian Ilmu Nahwu.

    Secara bahasa: bermakna arah, contoh, ukuran, bagian, maksud.

    Secara istilah: Ilmu tentang kaidah-kaidah yang dengannya diketahui keadaan akhir kata dalam kalimat, baik dari segi i'rab maupun bina'.

 2. Al-Maudhu' (الموضوع): Objek atau ruang lingkup pembahasan Ilmu Nahwu.

    Yaitu kata-kata bahasa Arab dari segi perubahan akhir (i'rab) dan ketetapannya (bina') dalam susunan kalimat.

 3. Ats-Tsamarah (الثمرة): Buah atau manfaat mempelajari Ilmu Nahwu.

    Menjaga lisan dari kesalahan dalam mengucapkan bahasa Arab (lahn).

    Membantu memahami Al-Qur'an dan Hadis dengan benar.

     Memudahkan dalam memahami kitab-kitab berbahasa Arab.

 4. Al-Fadhl (الفضل): Keutamaan atau keunggulan Ilmu Nahwu.

     Ilmu Nahwu adalah alat untuk memahami syariat Islam yang berbahasa Arab.

     Memahami bahasa Arab adalah kunci untuk memahami agama.

 5. An-Nisbah (النسبة): Hubungan Ilmu Nahwu dengan ilmu-ilmu lain.

     Ilmu Nahwu memiliki hubungan erat dengan ilmu Sharaf (morfologi Arab), Ilmu Balaghah (retorika Arab), Ilmu Lughah (linguistik Arab), dan ilmu-ilmu syar'i lainnya.

 6. Al-Wadhi' (الواضع): Peletak dasar atau perintis Ilmu Nahwu.

     Ulama yang diakui sebagai peletak dasar Ilmu Nahwu adalah Abu Aswad ad-Du'ali atas perintah Khalifah Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu.

 7. Al-Ism (الاسم): Nama ilmu ini.

     Nama ilmu ini adalah Ilmu an-Nahwu (علم النحو).

 8. Al-Istimdad (الاستمداد): Sumber pengambilan atau rujukan Ilmu Nahwu.

     Sumber utama Ilmu Nahwu adalah Al-Qur'an, Hadis Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, dan perkataan (syair dan prosa) orang Arab yang fasih.

 9.  Hukmu as-Syari' (حكم الشارع): Hukum mempelajari Ilmu Nahwu menurut syariat.

     Hukumnya adalah fardhu kifayah (wajib kolektif). Artinya, jika sebagian umat Islam telah mempelajarinya, maka gugurlah kewajiban bagi yang lain. Namun, mempelajarinya bisa menjadi fardhu 'ain (wajib individual) bagi seseorang yang ingin memahami Al-Qur'an dan Sunnah secara mendalam.

 10. Al-Masail (المسائل): Masalah-masalah atau topik-topik yang dibahas dalam Ilmu Nahwu.

     Meliputi pembahasan tentang i'rab (perubahan akhir kata), bina' (ketetapan bentuk kata), susunan kalimat (jumlah ismiyah dan jumlah fi'liyah), dan kaidah-kaidah lainnya yang mengatur struktur bahasa Arab.


Sabtu, 10 Agustus 2024

Sekilas tentang ponpes Bani yusa

Muhammad Syaifulloh
Jakarta 11 Agustus 2024


Assalamualaikum wr.wb
   Disini saya akan berbagi sedikit tentang ponpes Bani yusa

   Ponpes yang terletak di kabupaten Serang Banten. tepatnya di kampung Bojong Menteng kec. Tunjung Teja. Persis di belakang ponpes terdapat sebuah makam yang sangatlah tidak asing di kalangan masyarakat Banten. khususnya pecinta para mistis. yakni terdapat sebuah makam Abah haji yali bin uyut wahum atau yang sering dikenal sebagai Abah H.Deeng sang penakluk kerajaan jin gantarawang.

   Ponpes ini sudah ada sejak jaman dahulu. Bahkan sanad keilmuannya sampai pada ulama besar yakni syekh Nawawi tanara. Sehingga tidak heran jikalau banyak jebolan ponpes ini menjadi seorang ulama/kyai ketika sudah lulus dari pondok.

   Ponpes ini mengajarkan berbagai macam kitab kuning. baik dari ilmu fiqih, tauhid, nahwu dll. tetapi yang paling terkenal di ponpes ini adalah sorogannya. yakni belajar secara face to face langsung dihadapan kyai. mulai dari tingkatan awamil, jurumiyah, sorof, ngelal sampai ke ngesal.

   mungkin sekilas yang dapat saya sampaikan.
cukup sekian mohon maaf bila ada kesalahan.
wassalamualaikum wr.wb

invest untuk akherat


Assalamualaikum wr.wb

"Pada hakekatna dibangun ku Gusti, di rampungkeunna geh ku Gusti
ليس اغير الله فعل من الافعال
pokokna nyanggakeun segala rupina ka Gusti sugan Bae Aya makhluk Gusti anu diutus hayang ngerampungkeun Kana ieu bangunan." sakitu saur Kyai Badrussalam, selaku pimpinan Ponpes Bani Yusa yang berada di Desa Bojong Menteng Kecamatan Tunjung Teja Kab. Serang-Banten.

10 Mabadi Ilmu Tajwid

 Berikut adalah 10 Mabadi' Ilmu Tajwid (المبادئ العشرة لعلم التجويد):  1. Al-Hadd (الحد): Definisi atau pengertian Ilmu Tajwid.     Seca...